Peserta onsite Temu Raya ditambah menjadi dua kali lipat

Peserta Temu Raya di Indonesia disetujui untuk ditambah menjadi sedikit lebih banyak. Komite Penasihat Nasional untuk Temu Raya ke-17 dan Komite Eksekutif MWC telah memutuskan untuk meningkatkan jumlah peserta yang diperbolehkan hadir dalam Temu Raya di Indonesia menjadi 1250 peserta.

Kasus COVID-19 di Indonesia sudah mulai rendah sehingga pemerintah Indonesia telah mencabut pembatasan karantina bagi pelaku perjalanan.

“Kami akan senang kalau Anda bisa datang di Indonesia. Silakan daftar sekarang! Belum terlambat untuk membuat rencana perjalanan Anda,” kata Liesa Unger, chief international event officer.

“Siapa pun boleh mendaftar sampai mencapai batas yang ditentukan. Tim pendaftaran kami dengan senang hati akan melakukan upaya ekstra untuk memfasilitasi para pendaftar yang mendaftar belakangan dan juga pengaturan pendaftaran bagi anggota General Council (Dewan Umum).”

Jika nanti jumlah pesera yang diijinkan untuk hadir lebih banyak, maka akan lebih banyak peserta lokal yang dapat mengikuti kebaktian penutup di Holy Stadium pada tanggal 10 Juli 2022.

Karena jumlah peserta yang diijinkan untuk hadir bertambah, maka hal ini memungkinkan pertemuan General Council (Dewan Umum) dapat  berlangsung secara onsite-tatap muka, tidak online.

“Mennonite World Conference (Konferensi Mennonite Dunia) adalah sebuah persekutuan – artinya kita berada dalam hubungan yang mendalam secara rohani dan terikat satu sama lain,” kata César García, Sekretaris Umum MWC. “Tanggung jawab pekerjaan dari General Council (Dewan Umum) akan dapat dilakukan lebih matang apabila dilakukan di mana kita dapat menghabiskan waktu dan bersekutu bersama satu sama lain, tidak hanya dalam setiap sesi pertemuan yang ada tetapi juga saat makan bersama dan di waktu luang di luar pertemuan.”

Komisi-komisi yang ada di bawah MWC juga akan hadir dalam Temu Raya dan mengadakan pertemuan secara tatap muka.

“Tanpa diragukan lagi, waktu persekutuan kita di Indonesia akan menjadi berkah bagi persekutuan global kita,” kata César García.