Berbagi sebuah bahasa yang baru dan menyatukan

“Kami berkumpul dari seluruh dunia untuk bernyanyi dan bermain musik bersama,” kata Benjamin Bergey, koordinator musik Temu Raya ke-17. Dengan kehadiran peserta dari Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia, “Apa yang kami miliki [di Temu Raya] adalah kesempatan untuk membingkai ulang apa yang penting tentang musik.” 

Dalam Temu Raya yang dilakukan secara hibrid ini, peserta yang belum pernah hadir dalam Temu Raya sebelumnya, sekarang mereka dapat berpartisipasi dalam bermusik dari rumah mereka masing-masing atau dari gereja-gereja lokal dan mereka dapat belajar bagaimana berbagi musik dapat menghubungkan seluruh komunitas dari seluruh dunia. 

“Saat dunia menjadi lebih terhubung satu dengan yang lain, maka musik juga akan menjadi lebih banyak dibagikan,” kata Benjamin Bergey. 

Para peserta Temu Raya yang mengikuti acara secara online akan menerima Buku Nyanyian Internasional yang berisi 40 himne/lagu yang mewakili berbagai tradisi musik Mennonite di lima benua. 

Pemilihan lagu-lagu tersebut menegaskan dan sekaligus merayakan persatuan di dalam keluarga Anabaptis-Mennonite sambil mengekspresikan keragaman dalam berbagai bahasa, khususnya lagu-lagu baru dari Indonesia dan Asia untuk dijadikan dasar bahasa musik bersama untuk tahun-tahun mendatang. 

“Dengan meluangkan waktu untuk mempelajari lagu orang lain, kami memiliki kesempatan juga untuk menjadikannya lebih universal,” kata Benjamin Bergey. 

Lagu-lagu baru yang ditambahkan ini dimana notasinya dikerjakan oleh Anita Purwidaningsih, akan dinyanyikan oleh Paduan Suara Internasional dan diiringi oleh sebuah band dari Indonesia. Ada sepuluh penyanyi yang mewakili lima benua yang ada dalam Temu Raya ini dan sebuah band di bawah arahan Debora Prabu yang berisi para musisi dari beberapa gereja yang ada di Indonesia. 

Bagi peserta Temu Raya yang mengikuti secara online , Benjamin Bergey mengajak mereka semua untuk ikut bersama-sama masuk ke dalam musik dimanapun mereka berada. 

“Bagi banyak orang, sesuatu yang benar-benar menyenangkan adalah memiliki 8.000 suara bernyanyi bersama-sama,” kata Benjamin Bergey. 

“Walaupun musiknya akan sangat berbeda dari Temu Raya sebelumnya, tetapi saya ingin semua orang turut bernyanyi dari rumah mereka,” katanya. “Silakan untuk bergabung dengan cara apa pun yang membuat Anda enak dan nyaman. Jika Anda dapat lebih terbuka dan menyelami dengan sepenuh hati, Anda akan dapat belajar akan hal-hal baru karena melakukan segala sesuatunya dengan cara yang berbeda.” 

  • Bagaimana musik membentuk cara Anda beribadah? 
  • Bagaimana musik membentuk pemahaman Anda tentang budaya dan ekspresi iman yang berbeda? 

Dengan mendaftar untuk mengikuti Temu Raya secara online akan memberi Anda kesempatan untuk menikmati lagu-lagu tradisional dan kontemporer yang telah membentuk jemaat Mennonite di seluruh dunia yaitu saat kita sebagai komunitas Anabaptis-Mennonites berkumpul bersama untuk beribadah dengan menggunakan bahasa musik yang menyatukan. 


Tahukah Anda? Pendaftaran anda memungkinkan Anda untuk mengikuti ke semua akses acara selama Temu Raya. 

Tidak hanya….. 

  • Menyimak pembicara pleno yang dilakukan dari 5 tempat yang berbeda di Indonesia, 
  • Mendengar paduan suara internasional menyanyikan lagu-lagu lama yang telah banyak menjadi favorit dan juga lagu-lagu hits terbaru, 
  • Presentasi dalam workshop yang dibawakan oleh dari para ahli dan praktisi dari dalam keluarga Anabaptis-Mennonite 

tetapi juga 

  • Melihat video kegiatan dari program anak-anak dan remaja/pemuda 
  • Masuk dalam ruang obrolan/chat untuk dapat bertemu dengan teman-teman baru dan lama dari seluruh dunia 
  • Mendapat kesempatan untuk berdoa bersama dengan saudara dan saudari yang berasal dari tempat-tempat yang penuh tantangan, penderitaan maupun sukacita.