Kesaksian dari Afrika
Ketika kita menerima kehidupan Yesus, sebuah harapan yang hidup lahir di dalam diri kita, dan keinginan kita diarahkan kepada apa yang tidak akan binasa, yaitu hidup yang kekal bersama dengan Tuhan. Kehidupan baru ini akan terus-menerus diuji dengan berbagai cara. Berikut adalah kisah seorang Fula muda (seorang dari suku Fulbe yang hidup semi-nomaden) dari Burkina Faso yang berpindah keyakinan dari Islam ke Kristen.
Kesaksian ini terjadi diawali oleh tindakan terorisme di sebuah desa bernama Fulbe di Burkina Faso utara. Yaitu saat seorang muadzin (orang yang memanggil orang lain untuk beribadah) di masjid menyerahkan hidupnya kepada Yesus untuk mendapatkan keselamatan. Imam dan semua komunitas Muslim tidak senang dengan keputusannya. Mereka menuduhnya berkhianat.
Suatu hari, imam memanggil muazin ini dan menempatkannya di hadapan beberapa orang Muslim. Dia ditempatkan di tengah lingkaran, dan imam bertanya kepada yang hadir, “Jika salah satu lembumu hilang dari kawanan, dan kamu berhasil menemukannya, apa yang kamu lakukan?” Umat Islam menjawab dengan tegas, “Kami membawanya kembali dan kami mengikatnya dengan baik agar dia tidak tersesat lagi.”
Orang yang baru bertobat itu meminta orang banyak itu untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang ada di dalam hatinya. “Menurut pendapat sederhana saya, jika lembumu tersesat dan kamu menemukannya dia sedang makan di padang rumput hijau yang segar, kamu seharusnya meninggalkannya di sana, dan dengan hati yang gembira kamu pergi untuk menggiring sisa kawanan yang lain ke padang rumput yang hijau tersebut sehingga semua lembumu dapat mendapat manfaat dengan makan dari padang rumput hijau tersebut.”
Imam dan para pengikutnya menjadi marah dan membubarkan diri.
Beberapa hari kemudian, ada orang-orang bersenjata yang tak dikenal masuk ke rumah orang yang baru percaya itu pada malam hari. Karena panas, ia dan keluarganya saat itu sedang tidur di halaman luar rumah dengan beralaskan tikar. Para penyerang menendangnya dan memintanya untuk bangun dan memerintahkannya untuk mengikuti mereka. Dia menurut saja tanpa banyak bicara. Saat mereka bergerak melalui malam yang gelap, salah satu penyerangnya menembakkan senjata ke arahnya tetapi tidak mengenainya.
Dalam semangat untuk bisa bertahan hidup, orang percaya baru itu melarikan diri dan bersembunyi di dapur di rumah seorang temannya sampai subuh. Merasakan bahaya telah berlalu, dia keluar dari persembunyiannya dan menunjukkan dirinya kepada teman yang memiliki rumah tersebut. Temannya diam-diam pergi ke rumah rumah orang yang baru percaya ini untuk memeriksa apakah keluarga orang yang baru percaya ini baik-baik saja, dan membawakannya beberapa pakaian. Orang yang baru percaya ini akhirnya bergegas pergi meninggalkan desa itu untuk menyelamatkan hidupnya.
Yesus adalah harapan kita: bahkan jika kita melewati lembah bayang-bayang kematian, Dia ada di sisi kita.